Minggu, 17 November 2013

Telaah Film Sosiologi, "Laskar Pelangi"

Tugas Sosiologi 
Menelaah film genre bebas dengan mencatat unsur - unsur berupa imitasi, identifikasi, sugesti, dan simpati yang dilakukan oleh tokoh
 
Telaah Film
“ Laskar Pelangi “


1.      Judul Film
“ Laskar Pelangi ”
2.      Alasan Pemilihan film
Alasan kami memilih film lascar pelangi sebagai tugas sosiologi (menelaah film) adalah :
a.       Laskar pelangi memberi nilai moral dalam adegannya. Selain nilai moral yang diberikan, lascar pelangi juga memberikan nilai budaya dalam adegan lascar pelangi.
b.      Laskar pelangi merupakan film yang telah mendapat tanggapan baik dari Menteri Negara Kebudayaan & Pariwisata, Ir. Jero Wacik, S.E.
c.       Laskar pelangi merupakan film yang familiar dengan kehidupan anak-anak, dan tidak mengandung unsur SARA serta adegan dewasa.
d.      Laskar pelangi merupakan film yang tidak mengandung unsur – unsur negatif, seperti tawuran, narkoba, dan miras.
e.       Laskar pelangi mengandung suri teladan yang baik untuk anak – anak dan patut dicontoh dalam kehidupan sehari – hari.
3.      Synopsis film
            Cerita terjadi di Desa Gantung, Kabupaten Gantung, Belitong Timur. Dimulai ketika sekolah Muhammadiyah terancam akan dibubarkan oleh Depdikbud Sumsel jika tidak dapat mencapai siswa baru sejumlah 10 anak. Ketika itu baru 9 anak yang menghadiri upacara pembukaan, akan tetapi tepat ketika Pak Harfan, Sang Kepala Sekolah, hendak berpidato menutup sekolah, Harun dan ibunya datang untuk mendaftarakan diri di sekolah kecil itu.
            Mulai dari sanalah dimulai cerita mereka. Mulai dari penempatan tempat duduk, pertemuan mereka dengan Pak Harfan, perkenalan mereka yang luar biasa dimana A Kiong yang malah cengar-cengir ketika ditanyakan namanya oleh guru mereka, Bu Mus. Kejadian bodoh yang dilakukan oleh Borek, pemilihan ketua kelas yang diprotes keras oleh Kucai, kejadian ditemukannya bakat luar biasa Mahar, penglaman cinta pertama Ikal, sampai pertaruhan nyawa Lintang yang mengayuh sepeda 80 km pulang pergi dari rumahnya ke sekolah.
            Mereka, Laskar Pelangi- nama yang diberikan Bu Muslimah akan kesenangan mereka terhadap pelangi- pun sempat mengharumkan nama sekolah dengan berbagai cara. Misalnya pembalasan dendam Mahar yang selalu dipojokkan kawan-kawannya karena kesenangannya pada okultisme yang membuahkan kemenangan manis pada karnaval 17 Agustus, dan kejeniusan luar biasa Lintang yang menantang dan mengalahkan Drs. Zulfikar, guru sekolah kaya PN yang berijazah dan terkenal, dan memenangkan lomba cerdas cermat. Laskar Pelangi mengarungi hari-hari menyenangkan, tertawa dan menangis bersama. Kisah10 kawanan ini berakhir dengan kematian ayah Lintang yang memaksa Einstein cilik itu putus sekolah dengan sangat mengharukan, dan dilanjutkan dengan kejadian 12 tahun kemudian dimana Ikal yang berjuang di luar pulau Belitong kembali ke kampungnya.

4.      Imitasi yang dilakukan tokoh cerita
-          Borek yang berkeinginan untuk meniru kondisi fisik seseorang yang biasa dikenal dengan sebutan Samson yang memiliki badan kekar.
-          Ikal ingin meniru gaya Rhoma Irama.
5.      Identifikasi yang dilakukan tokoh cerita
-          Ikal dan kawan-kawannya berpakaian ala suku Dayak dalam karnaval 17 Agustus di daerah Belitong.
6.      Sugesti yang dilakukan tokoh cerita
-          Bu Mus memberitahu Kucai untuk menjadi ketua kelas yang baik
-          Pak Harfan menasehati Ikal dan kawan-kawannya bahwa mereka harus memberi sebanyak-banyaknya, bukan menerima sebanyak-banyaknya.
7.      Simpati yang dilakukan tokoh cerita
-          Ketika kepala sekolah hampir menutup sekolah Muhammadiyah karena jumlah siswa yang terdaftar belum memenuhi syarat.
-          Ketika Pak Harfan meninggal dunia, semua orang merasa kehilangan dan keadaan sekolah berubah. Bu Mus yang terpuruk atas meninggalnya Pak Harfan tidak masuk untuk mengajar anak-anak yang mengakibatkan anak-anak harus belajar sendiri di sekolah.
8.      Kesimpulan
                Sepuluh anak Melayu Belitong yang disebut Laskar Pelangi ini tak menyerah walau keadaan tak bersimpati pada mereka. Sebut saja Lintang, seorang kuli kopra cilik, yang genius dan dengan senang hati bersepeda 80 kilometer pulang pergi untuk memuaskan dahaganya akan ilmu-bahkan terkadang hanya untuk menyanyikan lagu padamu negeri di akhir jam sekolah. Atau Mahar, seorang pesuruh tukang parut kelapa sekaligus seniman dadakan yang imajinatif, tak logis, kreatif, dan sering diremehkan sahabat-sahabatnya, namun berhasil mengangkat derajat sekolah kampung mereka dalam karnaval 17 Agustus.
            Selami ironisnya kehidupan mereka, kejujuran pemikiran mereka, indahnya petualangan mereka dan temukan diri anda tertawa, menangis, dan tersentuh saat melihat setiap adegannya. Film ini dipersembahkan buat mereka yang meyakini the magic of childhood memories dan khususnya juga buat siapa saja yang masih percaya akan adanya pintu keajaiban lain untuk mengubah dunia pendidikan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar